Pertumbuhan Janin

Juni 29, 2007

hamil1.jpgJAKARTA – Dewi (33) pegawai negeri sipil di salah satu instansi pemerintah ini dinyatakan positif mengandung anak ketiganya. Namun, selain berita bahagia yang diterima, ibu dua putri ini juga dinyatakan mengalami anemia oleh dokter. Berbahayakah kondisi itu bagi kandungan?

Selama masa kehamilan banyak hal yang ditemui para calon ibu. Perubahan bentuk badan, mudah lelah, kaki bengkak, nyeri punggung, dan keluhan yang lain. Kasus yang dialami Dewi misalnya, banyak ditemukan pada calon ibu yang lain. Dewi dinyatakan mengalami anemia saat memeriksakan keterlambatan menstruasinya.

Pada kasus lain, wanita hamil baru dinyatakan mengalami anemia setelah kehamilan berjalan beberapa bulan. Bahkan, bisa juga diketahui saat menjelang proses kelahiran. Spesialis Kebidanan dari RSP Pertamina dr Harini Susiana SpOG mengatakan, jika wanita dinyatakan anemia saat positif hamil berarti sebelumnya sudah mengalami kasus serupa.

‿Sedangkan kasus anemia yang baru diketahui saat kehamilan biasanya pada usia tujuh bulan kandungan,‿ ujar dokter yang akrab disapa Rini. Anemia merupakan kondisi jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin—protein pembawa oksigen—dalam sel darah merah berada di bawah normal. Sel darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan mengangkut oksigen dari paru-paru dan mengantarkan ke seluruh bagian tubuh. Anemia menyebabkan jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin dalam sel darah merah berkurang.

Karena itu darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah sesuai yang diperlukan tubuh. Anemia terjadi pada wanita apabila hemoglobin (Hb) kurang dari 12g/dL, sedangkan pada pria anemia terjadi bila hemoglobin kurang dari 14g/dL. ‿Sedangkan pada kondisi wanita hamil, komposisi tubuh berubah ditunjang adanya cairan bayi yang bertambah berat,‿ kata Guru Besar Tetap Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Dr dr Samsuridjal Djauzi SpPD (K). Sebab itu, diperlukan kebutuhan makanan yang lebih baik.

Gejala yang tampak ini karena hemoglobin yang turun. Gejala-gejala yang tampak seperti lemas, mengantuk, capek, dan jantung berdebar-debar. Rini menambahkan, jika baru diketahui setelah usia kandungan memasuki hitungan bulan penyebabnya adalah faktor gizi. Anemia ini bisa memengaruhi kondisi janin yang dikandung. Bayi yang lahir dari ibu penderita anemia bisa hidup, tapi mengalami banyak komplikasi. Berat badan bayi yang lahir kurang dari 2 1/2 kg. Risiko pada bayi yang dikandung oleh ibu yang mengalami anemia cenderung kecil. Paling banyak yang terjadi adalah kelainan organik.

‿Secara teoritis terjadi kelainan organik pada bayi seperti anomali atau gangguan pertumbuhan bayi,‿ sebut Rini. Selain berat badan bayi yang jauh dari normal, kondisi yang dikhawatirkan adalah saat ibu melahirkan dan kondisi sesudah melahirkan. Setelah melahirkan biasanya kontraksi uterus bagus. Sementara ibu dalam kondisi anemia semua organ-organ tidak bagus sehingga pada uterus berkontraksi tidak begitu bagus dipengaruhi hemoglobin rendah. Untuk itu, wanita yang ingin hamil disarankan untuk menstabilkan hemoglobin terlebih dahulu.

‿Artinya, kondisi hemoglobin sedang bagus atau tidak. Biasanya kalau anemia dari usia kehamilan 0 bulan ditakutkan ibu hamil mengalami kelainan jantung. Kondisi ini sering disebut kelainan saat hamil,‿ ujar Rini. Dia melanjutkan, sebelum ibu hamil dilihat dulu kelainan yang dialami. Jika ibu mengalami penyakit jantung, maka direkomendasikan ke ahli jantung dulu untuk pemeriksaan lebih lanjut. Kalau ibu mempunyai kelainan penyakit dalam, akan direkomendasikan ke ahli penyakit dalam.

‿Tentu saja, kondisi ini akan berdampak ke bayi yang dikandung. Karena ibu yang mengalami kekurangan darah akan berpengaruh pada pertumbuhan berat badan bayi. Bisa juga menyebabkan keguguran,‿ tutur Samsuridjal. Menurut dia, kasus anemia banyak terjadi di daerah karena terkait masalah kekurangan gizi dan kebersihan lingkungan. ‿Wanita hamil di desa masih harus bekerja untuk memenuhi kebutuhannya. Ini akan semakin memperburuk keadaan ibu hamil itu sendiri,‿ katanya.

Sementara dr Harini mengungkapkan, kelainan jantung terkadang bisa juga menyebabkan anemia. Kelainan jantung terjadi akibat Hb-nya rendah karena pembagian oksigennya tidak bagus.‿Semua peredaran darah yang memonitor adalah jantung. Kalau jantung tidak bagus, berarti sirkulasinya juga tidak bagus,‿ katanya.

Lakukan Pola Hidup Sehat

Asupan makanan bagi ibu hamil harus diperhatikan karena membutuhkan nutrisi lebih dari biasanya. Kondisi ibu yang berbeda selama sembilan bulan mengharuskan pemenuhan makanan bergizi yang berguna untuk kesehatan ibu, perkembangan otak bayi, dan manfaat yang lain.

Menurut ahli gizi medik dari RSCM Rahmat Sugih SpGM, ibu hamil membutuhkan nutrisi yang lebih banyak. Pemenuhan gizi yang harus dipenuhi meliputi kebutuhan energi dan vitamin. ‿Kebutuhan ini untuk pembentukan darah zat besi dan protein yang tinggi. Jika kekurangan kebutuhan tersebut, kondisi akan rentan terjadi anemia,‿ ujar Rahmat seraya menambahkan pentingnya pemenuhan gizi agar cairan tubuh bertambah sehingga darah lebih encer.

Dia menyarankan, langkah pertama yang harus dilakukan wanita yang ingin mengandung adalah memperbaiki status gizi. ‿Wanita harus mempunyai tinggi badan serta berat badan ideal. Jika status gizi sudah baik dapat memulai untuk hamil,‿ sebut Rahmat.

Senada dengan hal itu, dr Harini Susiana SpOG mengungkapkan, untuk mengatasi anemia pada kehamilan dapat ditambah asupan zat besi penambah darah, makanan yang bagus, gizi yang bagus, dan vitamin. Pada kasus anemia pada kehamilan, ibu hamil dapat diberikan infus, obat-obatan, dan diberi asupan gizi yang bagus.

‿Bisa juga direkomendasikan ke ahli gizi untuk memperbaiki status gizi ibu,‿ kata Rini. Untuk kasus di Indonesia masih jarang. Karena biasanya kasus anemia pada kehamilan disebabkan faktor gizi dan kelainan-kelainan yang dialami ibu hamil.

Staff Physician, Department of Emergency Medicine, University of Virginia Health Sciences Center, Patrick Yorba MD menyarankan, beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah anemia, yakni menjalani pola hidup sehat dan bergizi. ‿Dapat pula mengurangi minuman alkohol. Semua tipe anemia dan akibatnya bisa dikurangi dengan rajin melakukan pemeriksaan ketika masalah semakin serius,‿kata Yorba.

Bisa Memicu Pendarahan

Saat melahirkan rahim akan langsung melakukan kontraksi-kontraksi sehingga darah berhenti. Karena anemia, distribusi ke organ-organ tubuh yang lain tidak bagus. Akibatnya,kontraksi-kontraksi juga tidak bagus. Bahkan, kalau tidak terjadi kontraksi, berarti darah akan keluar terus.

Prof Samsuridjal mengatakan, wanita hamil yang mengalami anemia berisiko mengalami pendarahan. ‿Kekurangan darah ini akan semakin memperberat kinerja organ tubuh. Karena sel darah dalam tubuh akan membawa oksigen dan bila terjadi kekurangan akibatnya peredaran arah semakin cepat,‿ ujar Samsuridjal. Penderita anemia saat melahirkan bisa menyebabkan pendarahan yang tidak berhenti. Pendarahan terus susah untuk berhenti sehingga menyebabkan anatoni.

Kalau terjadi anatoni bisa menyebabkan kematian bagi penderitanya. Dengan pemeriksaan sejak dini kehamilan keterlambatan diagnosis dapat diketahui dan dapat ditangani sebelum terlambat. ‿Sehingga kasus kematian ibu melahirkan dapat semakin ditekan,‿ harapnya. Sembari mengingatkan bahwa anemia bukan satu-satunya penyebab kematian ibu melahirkan di Indonesia.

Sebab itu, ketika ibu sudah diketahui mengalami anemia sebaiknya segera lakukan pemeriksaan rutin.Kalau sudah seperti ini bisa dilakukan pemeriksaan per minggu. Dari awal semester pertama harus sudah intensif.

Tinggalkan komentar